Welcome
About Me
- Anggun Mayasari
How's this blog?
Pengikut
A poet's work is to name the unnameable, to point at frauds, to take sides, start arguments, shape the world, and stop it going to sleep. -Salman Rushdie-
Halo Kalender, sebentar lagi kau akan menunjuk angka 11 kan? Itu hari Jumat yang istimewa lho buat saya. Tujuh belas tahun yang lalu saya keluar dari rahim Mama saya. Saya nggak tahu pasti bagaimana Mama saya berjuang untuk mengeluarkan bocah merepotkan ini. Yang saya tahu pasti, Mama saya memiliki banyak impian yang ditaruh di mata saya. Dan yang sangat pasti, saya akan berusaha untuk menghadirkannya untuk Beliau tercinta :')
Menengok hari-hari saya yang sekarang, saya jadi kecewa. Saya belum bisa memberikan apa yang Mama saya inginkan. Malah mungkin sebaliknya. Saya juga belum bisa meraih apa yang saya inginkan. Rasanya ini sangat melenceng dari yang saya harapkan.
Saya pengen bergerak maju. Tapi, lingkungan saya yang sekarang ini tidak bisa dipungkiri, sangat menghambat saya untuk melakukan itu. Saya nggak menyalahkan, karena memang bukan salah lingkungan saya. Saya hanya pusing mencari cara untuk lepas dari lingkungan saya. Mungkin bukan lepas secara fisik, namun lepas secara pikiran dan perilaku. Dan jujur, itu sangatlah sulit.
Oya, di tambah lagi saya akhir-akhir ini merindukan kehadiran sahabat SMP. Saya kangen banget sama mereka. Saya benar-benar menginginkan mereka kembali di sekitar saya. I want them so damn much. Mereka benar-benar sesuatu yang saya butuhkan saat ini.
Saya jadi berpikir, apakah memang kehidupan anak SMA yang lain juga seperti ini? Apakah mereka kangen sama sahabat SMP? Apakah mereka juga mengalami galau akademis? Apakah mereka juga memiliki hubungan kurang sip di rumah? Apakah mereka.. hmm ya gitu intinya, apakah mereka juga ngerasain? :\
Ah, sudahlah, ini post geje. Dadah, kalender :*
Time change. People change. So do everything. And i think it is a must.
Beberapa hari yang lalu saya menyadari sesuatu. Hidup saya rada melenceng. Dan celakanya, melenceng ke arah yang salah. Secara bersamaan saya pun menyadari bahwa hidup saya sudah berjalan sejauh ini dan sebentar lagi bisa dikatakan akan segera lepas dari bawah tanggung jawab orang tua. Yang saya maksud adalah masuk universitas.
Hidup saya yang sekarang berantakan. Saya belum bisa memenuhi semua kewajiban saya sebagai hamba Tuhan, anak, teman, siswa, dan banyak lagi. Dan setahu saya, saya selalu menagih semua hak saya. Saya belum bisa bertanggung jawab atas diri saya sendiri. It makes me feel down. Tapi parahnya feel down nya juga terlambat, karena biasanya saya cuek dan nggak peduli pada keadaan.
Saya hanya pengen saya dapat mengendalikan hidup saya dengan benar. Jika begitu, maka mau tidak mau mula-mula saya juga harus mengikuti peraturan permainan yang ada. Saya yakin itulah kunci yang akan membukakan pintu kehidupan saya lebih lebar.
Saya tentu punya mimpi dan itulah sekarang yang akan saya kejar. Dan saya tidak peduli bagaimana saya harus mengejar ketertinggalan saya dan melampaui orang-orang yang ada di depan sana. Saya harus menggenggam mimpi saya.
Yang saya tangkap sekarang ini, Tuhan telah menurunkan semua hal yang saya perlukan, yang akan saya dapatkan, dan semua hal yang akan ia tarik kembali. Namun, saya butuh waktu serta kemauan yang ekstra untuk menyusun puzzle tersebut. Dan itulah yang akan saya lakukan mulai dari sekarang.
Saya akan memantapkan hati dan pikiran saya terlebih dahulu. Lalu akan saya bentuk kepribadian yang baik untuk diri saya. Sementara itu, mimpi-mimpi ini terus menjadi pancingan saya untuk tidak lupa bahwa waktu terus habis.
Pegang kata-kata saya. Suatu saat nanti saya akan membuktikannya.