Rasanya saya berada di tengah keluarga yang buruk. Ini yang selalu saya pikirkan ketika semua orang di keluarga saya selalu egois dan tak mengerti dunia saya. Saya pun tak pernah berhasil mengerti mereka. Mama saya selalu menuntut saya untuk bercerita kegiatan saya. Namun ketika saya mulai bercerita, terkadang beliau yang nggak ndengerin saya dan malah sibuk dengan bisnis dan kerjaannya. Atau beliau meminta saya untuk memilihkan sesuatu yang mau dibeli. Ketika saya sudah memilihkan, beliau nggak setuju. Dan ketika saya sudah manut beliau, eh beliau malah memberi pilihan lagi dan ujungnya adalah nggak jadi beli. Saya jadi males kalau udah gini. Papa saya, emm saya nggak pernah deket dan memang seakan ada pembatas diantara saya dan beliau. Canggung dan dingin. Ini bermula karena saya mengetahui bahwa beliau memiliki rahasia yang tidak diketahui mama saya. Hal paling menyakitkan dan membuat saya frustasi. Adek saya, adalah orang paling angkuh dan nggak sopan. Dia dengan sembarang orang semaunya aja nyuruh-nyuruh. Juga selalu tamak ingin menggunakan semua barang secara bersamaan. Kalo saya bilangin, saya malah digertak balik dan kadang malah nangis terus yang dimarahin mama saya, tentu saja, adalah SAYA. What the !@#^!
Dengan keadaan rumah yang seperti itu, terbentuklah seorang saya yang bersifat keras, gampang emosi, bisa memendam masalah sendirian, tapi juga gampang nangis. Hingga buruknya, saya adalah orang yang nggak betah deket sama keluarga. Ujungnya, saya merengek dan meminta kasih sayang kepada orang lain, nggak lain adalah temen dan pacar.
Dari SMP, saya memang lebih banyak memiliki teman dekat cowok daripada cewek. Kenapa? Karena saya butuh figur yang mengayomi, figur laki-laki. Papa saya terlanjur menampakkan keburukkannya sebagai ayah di hati saya. Jadi, jujur saja, saya nggak bisa mengharapkan hal-hal baik kepada papa saya. Saya sudah terlanjur kecewa.
Mama saya sudah kebal terhadap kelakuan papa saya. Beliau juga terbentuk menjadi pribadi yang tegas dan keras, juga selalu mencoba menyibukkan dirinya. Jadi, lengkap kan kalau nggak ada yang mau menengok sedikit ke dunia saya?
Dunia saya, dunia yang membingungkan. Saya orang yang tegas dan keras, suka ngomong apa adanya hingga sering menyakiti, dan terlihat sombong juga cuek. Kebanyakan orang hanya mampu melihat sisi luar saya yang seperti itu. Mereka nggak tahu kalau perasaan saya sensitif hingga sering nangis. Juga kalau saya sudah terlalu capek menanggung emosi yang saya tahan sendirian, saya sering sekali ngambruk di temen atau pacar saya hingga terlihat sangat lemah. Dulu, disaat saya nggak punya pacar dan semua temen pada sibuk, saya larikan beban saya kepada penyakit. Begitulah.
Masalah di hati saya bener-bener nggak ada habisnya. Namun saya nggak semenyedihkan itu. Ada kalanya juga saya menikmati hidup saya. Mama saya sering datang ke kamar saya pas saya sudah tidur hanya untuk memeluk saya (saya pernah 3 kali memergoki tapi tetap pura-pura tidur). Papa saya sering membelikan saya banyak buku dan mengajak saya jalan-jalan. Dan adek saya sering menyisakan bagian untuk saya jika dia beli makanan.
I’m sure that everything have wrong side and right side. I just have to understand them, and let them flow well. My life will still wonderful with no need to replace the wrong one. Wrong and right, they are the part of my life, right? I believe in my heart, that i’ll be fine :)
0 comments:
Posting Komentar