Oleh Anggun Mayasari
Sebuah bendera tertancap di dekat pagar itu
Humus menahannya agar tak terjatuh dan termiliki
Dengan benang-benang yang telah kuat terikat
Yang bulan lalu selesai Ibu jahit
Suatu hari benangnya pudar dari simpulnya
Melambai ingin ikut bermain petak umpet, mungkin
Atau mungkin pula dari bibir gelatik suruhan sebelah pagar
Satu hari aku menengok lagi
Pudarnya semakin menjadi
Itu, si merah telah habis tinggal separuh
Ibu terdiam ketika kutanya
Ia hanya terus bermasam mukanya
Apa karena mulutku terlalu merisaukan
Atau mungkinkah hanya karena sayurnya tak ada yang mau menghabiskan
Telapakku terlalu kuat untuk berbaik mengelus humusnya
Segera saja kuangkat tiang serta temalinya
Memang sebaiknya kurebut ini sejak awal, agar tak tercabik tiap simpulnya
Anak-anak melihat dan segera berlari menghampiri sembunyi
Mereka menyiapkan senapan
Dan tanpa pikir panjang menembakkannya kepadaku
Darah menetes
Mungkin mereka kira aku orang sebelah pagar

0 comments:
Posting Komentar